RSS

Aneka Hewan Langka Di Pulau Jawa

Aneka Hewan Langka Di Pulau Jawa

a.         Trulek Jawa (Vanellus Macropterus)

                                                                                                                                                                
Trulek Jawa (Vanellus Macropterus) yang dalam bahasa inggris disebut Javan Lapwing, Javanse Lapwing atau Sunda Plover hingga sekarang tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah spesies yang tersisa. Bahkan status “Kritis”.

b.         Landak (Porcupine)

Landak atau dalam bahasa Inggris disebut Porcupine adalah nama untuk sejenis mamalia yang unik dengan bulu-bulu keras (biasa disebut duri) yang menutupi tubuh bagian atas mereka. Bulu landak ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri.

c.         Lutung Jawa ( Trachypithecus Auratus )

Lutung Jawa ( Trachypithecus Auratus ) merupakaan salah satu jenis lutung asli (endemik) Indonesia. Sebagaimana spesies lutung lainnya, lutung Jawa yang biasa disebut juga lutung budeng mempunyai ukuran tubuh yang kecil, sekitar 55 cm, dengan ekor yang panjangyna mencapai 80 cm.

d.        Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)


Burung Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) merupakan salah satu spesies elang berukuran sedang yang endemik (spesies asli) di Pulau Jawa. Satwa ini dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda. Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.

e.         Kukang (Malu-Malu)


Kukang atau disebut juga Malu-malu merupakan primata yang mempunyai gerakan lambat. Di dunia terdapat 14 jenis (spesies) kukang yang 3 diantaranya terdapat di Indonesia. Ketiga jenis kukang yang hidup di Indonesia adalah kukang besar (Nycticebus coucang), kukang jawa (Nycticebus javanicus), dan kukang borneo (Nycticebus menagensis).

f.           Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus)


Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus) dalam bahasa Inggris disebut Javan Chevrotain, Java Mousedeer, Javan Mousedeer, Kanchil, dan Lesser Mouse Deer. Sedang dalam bahasa Belanda biasa disebut Kleine Kantjil.

g.         Trenggiling (Manis Javanica)

Trenggiling (Manis javanica) atau dalam bahasa inggris disebut Sunda Pangolin adalah salah satu spesies dari genus Manis (Pangolin) yang hidup di Indonesia (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) dan beberapa negara lain di Asia Tenggara.

h.        Banteng Jawa (Bos Javanicus)

Banteng Jawa (Bos javanicus) merupakan satu dari 5 (lima) spesies Banteng yang ada di dunia (satu spesies telah punah).Banteng (Bos javanicus) terdiri atas tiga subspesies (sub-jenis) yakni Bos javanicus javanicus (terdapat di Jawa, Madura, dan Bali, Indonesia), Bos javanicus lowi (terdapat di Kalimantan) dan Bos javanicus birmanicus (terdapat di Indocina).

i.           Macan Tutul Jawa (Panthera Pardus Melas)


Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah punahnya Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa.

j.    Kucing Congkok atau Leopard Cat (Prionailurus bengalensis)


Kucing Congkok atau Leopard Cat (Prionailurus bengalensis) Kucing congkok merupakan spesies kucing liar dengan daerah sebaran yang luas mulai dari Pakistan, China, hingga Filipina, termasuk di Indonesia (Sumatera, Kalimantan, dan Jawa). Ciri khas kucing congkok adalah bulunya yang berwarna kuning abu-abu dengan pola totol hitam di sekujur tubuh menyerupai macan tutul sedangkan bagian perut dan dada berwarna putih.

k. Kucing Bakau atau Fishing Cat (Prionailurus viverrinus)


Kucing Bakau atau Fishing Cat (Prionailurus viverrinus) Kucing bakau tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Pulau Sumatra dan Jawa). Seperti kucing congkok, kucing bakau menyukai hidup di daerah perairan sepanjang tepi sungai dan hutan bakau. Tubuh kucing bakau berukuran 57-78 cm dengan panjang ekor 20-30 cm. Berat mencapai 5-16 kg. Bulunya berwarna abu-abu hijau zaitun dengan pola totol yang membentuk garis membujur di sepanjang tubuh.




B. Aneka Tumbuhan Langka Di Pulau Jawa

a.         Edelweis (Anaphalis javanica)


Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia.

b.     Bunga Jeumpa (Michelia Champaka)


Bunga Jeumpa (Michelia champaka) atau disebut juga Cempaka Kuning, merupakan satu dari sekitar 50 spesies anggota genus Michelia.Bunga Jeumpa atau Cempaka Kuning ini berasal dari India dan tersebar mulai dari India, Indo Cina, Indo Cina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil.

c. Kantil (Michelia alba)


Kantil (Cempaka Putih) merupakan tanaman yang mempunyai bunga berwarna putih dan berbau harum dengan tinggi pohon mencapai 30 meter. Bunga kantil yang mempunyai nama latin Michelia alba dan masih berkerabat dekat dengan bunga jeumpa (cempaka kuning) ini merupakan tanaman khas (fauna identitas) provinsi Jawa Tengah.

d.        Ceplukan atau ciplukan (Physalis angulata)


Ceplukan atau ciplukan yang dalam bahasa latin disebut sebagai Physalis angulata merupakan salah satu tumbuhan herbal yang hidup semusim dan mempunyai tinggi sekitar 1 meter saja. Ceplukan atau ciplukan (Physalis angulata) yang mempunyai buah khas yang tertutup oleh pembesaran kelopak bunga ini kaya akan berbagai manfaat terutama sebagai tanaman herbal (obat-obatan).

e.         Kemang (Mangifera kemanga)


Kemang (Mangifera kemanga) merupakan tanaman yang mulai langka di Indonesia.Pohon kemang yang mempunyai buah khas berbau harus menusuk dengan rasa yang masam manis ini juga telah ditetapkan sebagai flora identitas kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sayangnya, tumbuhan ini mulai langka dan sulit ditemukan.

f.           Sawo Kecik (Manilkara kauki)


Sawo Kecik (Manilkara kauki) sering disebut juga Sawo Jawa merupakan tanaman (pohon) penghasil buah dari keluarga sawo-sawoan (Sapotaceae) yang kini mulai langka dan jarang ditemukan di Indonesia. Sawo Kecik yang menurut filosofi jawa sering diidentikkan dengan ‘sarwo becik’ (serba baik). Di Yogyakarta kadang dijadikan tanaman pertanda bahwa orang yang menanamnya adalah abdi dalem kraton.

g.         Kokoleceran (Vatica Bantamensis)

Kokoleceran adalah maskot provinsi Banten yang merupakan salah satu tanaman endemik Banten yang dipercaya hanya terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon.Tetapi kokoleceran yang merupakan tanaman langka bernama ilmiah Vatica bantamensis, yang menjadi flora identitas provinsi Banten namun keberadaannya sangat misterius.

h.        Rukam atau Rukem (Flacourtia rukam)


Rukam atau Rukem adalah nama pohon penghasil buah yang konon merupakan tanaman asli Indonesia. Pohon Rukam yang dalam bahasa latin disebut Flacourtia rukam

i.           Sirih (Piper betle)

Sirih merupakan tanaman khas atau Flora Identitas provinsi Kepulauan Riau. Tanaman yang konon asli Indonesia dan tumbuh merambat pada batang pohon lain ini ditetapkan sebagai maskot (identitas) provinsi kepulauan ini. Sirih yang dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Piper betle.

j.           Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum)

Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum), diyakini dari nama pohon inilah nama Kedoya, sebuah daerah di kecamatan Kebun Jeruk Jakarta Barat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Iguana

Iguana ialah sejenis kadal yang hidup di daerah tropis di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia. Pertama kali mereka disebutkan oleh seorang naturalis berkebangsaan Austria Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Ada 2 spesies yang berbeda dari jenis kadal ini: iguana hijau dan iguana Antilles Kecil.
Kedua spesies kadal tersebut memiliki lipatan kulit di bawah rahang, sekumpulan kulit yang mengeras yang berderet di punggungnya hingga ekor, dan "mata ketiga" di kepalanya. Mata ini disebut sebagai mata parietal, yang mirip seperti tonggak di atas kepalanya. Di belakang lehernya ada sisik kecil yang menyerupai paku panjang, dan disebut tuberculate scale. Iguana juga memiliki sisik besar bundar di pipinya yang disebut sebagai selubung subtimpani.
Iguana memiliki penglihatan yang baik dan bisa melihat bentuk, bayangan, warna, dan gerakan pada jarak yang jauh. Iguana menggunakan matanya untuk mengarahkannya mengarungi hutan lebat, untuk menemukan makanan. Mereka juga menggunakan matanya untuk berkomunikasi dengan anggota spesies yang sama.
Mereka merespon rangsangan visual berupa warna seperti jingga, kuning, merah muda, dan biru yang terdapat pada substansi makanan mereka.
Telinga iguana disebut timpanum, yang merupakan gendang telinga iguana dan terdapat di kanan atas selubung subtimpani dan di belakang mata. Ini adalah bagian tubuh iguana yang amat tipis dan lembut, dan amat penting untuk pendengarannya.
Mereka sering kali sulit untuk diketahui keberadaannya karena kemampuan mereka untuk menyatu dengan lingkungannya. Warna hijau alaminya sangat membantu dalam menyembunyikan dirinya dari predator.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS